A. Deskripsi Tanaman
Daun kumis
kucing adalah daun tunggal, berbentuk bulat telur, lanset atau belah ketupat
dengan panjang antara 4 – 10 cm dan lebar 5 – 7,5 mm. Urat daun sepanjang tepi
berambut atau gundul dan kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya
kelenjar minyak atsiri, penggir daun kasar tak teratur.
Bunga kumis
kucing merupakan bunga majemuk, tersusun dalam bentuk tandan, keluar dari ujung
cabang. Panjang bunga 7 – 29 cm, ditutupi oleh rambut pendek, berwarna ungu
yang akhirnya menjadi putih. Benang sari lebih panjang dari tabung bunga.
Buah berupa
buah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna
coklat. Biji kecil, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.
B. Syarat Tumbuh
Tanah yang
sesuai untuk pertumbuhan kumis kucing adalah tanah lempung berpasir dengan
struktur gembur, subur, dan mengandung humus yang cukup. Tanah tersebut
mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup banyak dan ketersediaannya
tinggi.
C. Budidaya Tanaman
1. Penyiapan
Lahan
Tempat
penanaman bibit dibuat berupa lubang tanam atau alur yang dibuat sepanjang
bedengan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 60 cm dan jarak tanam 1 m x
1 m. Pada lubang tanam diberi pupuk kandang terlebih dahulu sekitar 1 – 2 minggu
sebelum dilakukan penanaman. Dosis pupuk kandang yang diberikan sekitar 0,5
kg/lubang tanam.
2. Penyiapan
Bibit
Perbanyakan tanaman kumis kucing dilakukan dengan stek batang. Stek diambil dari 2-3 ruas batang yang tidak terlalu muda, panjangnya 25-30 cm.
Sebelum
ditanam di lahan, setek batang ditanam di polibeg berukuran 10 cm x 15 cm dan
di tempat ternaungi. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 3 : 1. Setelah setek berakar dan daun tumbuh
sempurna, yaitu antara 1 – 1,5 bulan setelah ditanam di polibeg, bibit dapat
dipindahkan ke lahan.
3. Penanaman
Bibit yang
akan ditanam di lapangan dipilih yang pertumbuhannya baik dan seragam. Bibit
ditanam di lubang tanam yang sudah disiapkan sebanyak 1 – 3 bibit per lubang
tanam. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah galian lubang tanam dan
disiram air secukupnya. Untuk menghindari tumbuhnya gulma dan menjaga
kelembaban tanah sebaiknya permukaan bedengan diberi mulsa jerami.
4. Pemeliharaan
Pemupukan tanaman kumis kucing dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali menggunakan pupuk kandang dengan dosis 0,5 – 1 kg/ tanaman. Pupuk buatan yang dapat diberikan adalah urea 175 kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha yang diberikan pada saat tanam.
Untuk
mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik, penyulaman dapat
dilakukan 1 – 2 minggu setelah tanam. Penggantian mulsa jerami yang sudah
menipis atau hancur juga harus dilakukan secara rutin. Bila gulma tumbuh
terlalu cepat, maka harus disiangi terlebih dahulu sebelum mulsa diganti.
Pemangkasan
bunga-bunga yang keluar dari ujung-ujung tanaman harus dilakukan secara teratur
agar didapat percabangan dan jumlah daun yang banyak. Penyiraman sebaiknya
dilakukan 1 – 2 kali sehari tergantung keadaan cuaca, tetapi drainase juga
harus dijaga agar tidak terjadi penggenangan air di lahan.
5. Panen
dan Pascapanen
![]() |
Add caption |
Daun yang
telah dipetik harus segera dikeringkan, bila tidak dilakukan pengeringan maka
akan terjadi fermentasi yang menyebabkan penurunan kualitas daun. Pengeringan
dapat dilakukan dengan cara menghamparkan daun kumis kucing di tempat teduh
atau di ruangan yang sirkulasi udaranya baik. Setelah kering, daun kumis kucing
dapat dimasukkan dalam kantong plastik yang bersih.
6. Kandungan
Kimia
Kumis kucing
mengandung orthosiphonen glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak,
saponin, sapofonen, garam kalium, myoinositol, sinensetin, asamasam organik dan
tannin.
D. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Kumis kucing
memiliki efek farmakologi antiradang, infeksi kandung kemih, batu saluran kemih
dan empedu, asam urat, kencing batu, keputihan, peluruh kencing (diuretik).
E. Khasiat dan Cara Pemakaian
1. Batu ginjal, batu kandung kemih dan batu
empedu
Bahan :
Kumis kucing kering 7 g, keji beling kering 15 g, tempuyung kering 10 g,
meniran kering 7 g, tapak liman kering 10 g, jintan hitam 2 sendok makan.
Pemakaian :
Semua bahan
direbus menjadi satu dengan 7 gelas air hingga tersisa 4 gelas, kemudian
disaring dan diminum dalam keadaan hangat. Ramuan diminum 3 kali sehari, yaitu
pagi, siang dan sore hari (Mahendra, 2005).
2. Kencing manis
Bahan : Daun
kumis kucing segar 7 lembar, daun sambiloto segar 7 lembar, batang brotowali ¾
jari
Pemakaian :
Daun kumis
kucing, daun sambiloto dan batang brotowali dicuci bersih, lalu dipotong-potong
seperlunya. Semua bahan direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas.
Selanjutnya, didinginkan dan disaring. Ramuan ini diminum pagi dan sore hari,
masing-masing 1 gelas, 30 menit sebelum makan (Dalimartha, 2005).
3. Keputihan
Bahan : Daun
kumis kucing kering 7 g, daun sirih 7 lembar, beluntas kering 7 g, adas 1
sendok makan, tapak liman kering10 g
Pemakaian :
Bahan
direbus secara bersamaan dengan menggunaka 7 gelas air hingga tersisa 4 gelas,
kemudian disaring dan diminum dalam keadaan hangat. Ramuan diminum 3 kali
sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari (Mahendra, 2005).
4. Asam urat
Bahan :
Kumis kucing kering 7 g, brotowali kering 7 g, sambiloto kering 5 g, sidaguri
kering 15 g, tapak liman kering 10 g, kunyit 10 g
Pemakaian :
Semua bahan
direbus menjadi satu dengan 7 gelas air hingga tersisa 3 gelas, kemudian
disaring dan diminum dalam keadaan hangat. Ramuan diminum 3 kali sehari, yaitu
pagi, siang dan sore hari (Mahendra, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar