Muhammad Alauddin

Minggu, 19 Mei 2013

Kumis Kucing yang Bermanfaat

A. Deskripsi Tanaman

  
     Kumis kucing merupakan tumbuhan terna berbatang basah, tumbuh tegak, dan tingginya 1 – 2 m. Batang kumis kucing berbentuk segi empat, agak beralur, berambut pendek atau gundul, pada buku-buku batang bagian bawah timbul akar.
   Daun kumis kucing adalah daun tunggal, berbentuk bulat telur, lanset atau belah ketupat dengan panjang antara 4 – 10 cm dan lebar 5 – 7,5 mm. Urat daun sepanjang tepi berambut atau gundul dan kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar minyak atsiri, penggir daun kasar tak teratur.
     Bunga kumis kucing merupakan bunga majemuk, tersusun dalam bentuk tandan, keluar dari ujung cabang. Panjang bunga 7 – 29 cm, ditutupi oleh rambut pendek, berwarna ungu yang akhirnya menjadi putih. Benang sari lebih panjang dari tabung bunga.
Buah berupa buah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna coklat. Biji kecil, masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.

B. Syarat Tumbuh

  
   Tanaman kumis kucing dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.500 m di atas permukaan laut. Sebaiknya tanaman ini ditanam pada tempat yang terbuka dan disinari matahari penuh. Curah hujan yang dibutuhkan lebih dari 3.000 mm/tahun.
Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kumis kucing adalah tanah lempung berpasir dengan struktur gembur, subur, dan mengandung humus yang cukup. Tanah tersebut mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup banyak dan ketersediaannya tinggi.

C. Budidaya Tanaman

1. Penyiapan Lahan
   
   Lahan yang akan digunakan untuk budidaya kumis kucing diolah dengan mencangkul tanah sedalam 20 cm, kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 – 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan.
Tempat penanaman bibit dibuat berupa lubang tanam atau alur yang dibuat sepanjang bedengan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 60 cm dan jarak tanam 1 m x 1 m. Pada lubang tanam diberi pupuk kandang terlebih dahulu sekitar 1 – 2 minggu sebelum dilakukan penanaman. Dosis pupuk kandang yang diberikan sekitar 0,5 kg/lubang tanam.
2. Penyiapan Bibit

   Perbanyakan tanaman kumis kucing dilakukan dengan stek batang. Stek diambil dari 2-3 ruas batang yang tidak terlalu muda, panjangnya 25-30 cm.

Sebelum ditanam di lahan, setek batang ditanam di polibeg berukuran 10 cm x 15 cm dan di tempat ternaungi. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1. Setelah setek berakar dan daun tumbuh sempurna, yaitu antara 1 – 1,5 bulan setelah ditanam di polibeg, bibit dapat dipindahkan ke lahan.

3. Penanaman
    Bibit yang akan ditanam di lapangan dipilih yang pertumbuhannya baik dan seragam. Bibit ditanam di lubang tanam yang sudah disiapkan sebanyak 1 – 3 bibit per lubang tanam. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah galian lubang tanam dan disiram air secukupnya. Untuk menghindari tumbuhnya gulma dan menjaga kelembaban tanah sebaiknya permukaan bedengan diberi mulsa jerami.
4. Pemeliharaan
   

   Pemupukan tanaman kumis kucing dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali menggunakan pupuk kandang dengan dosis 0,5 – 1 kg/ tanaman. Pupuk buatan yang dapat diberikan adalah urea 175 kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha yang diberikan pada saat tanam.
Untuk mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik, penyulaman dapat dilakukan 1 – 2 minggu setelah tanam. Penggantian mulsa jerami yang sudah menipis atau hancur juga harus dilakukan secara rutin. Bila gulma tumbuh terlalu cepat, maka harus disiangi terlebih dahulu sebelum mulsa diganti.
    Pemangkasan bunga-bunga yang keluar dari ujung-ujung tanaman harus dilakukan secara teratur agar didapat percabangan dan jumlah daun yang banyak. Penyiraman sebaiknya dilakukan 1 – 2 kali sehari tergantung keadaan cuaca, tetapi drainase juga harus dijaga agar tidak terjadi penggenangan air di lahan.
5. Panen dan Pascapanen
Add caption
    Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan. Pemanenan selanjutnya dapat dilakukan 4 – 5 bulan sekali. Pemetikan daun yang mempunyai kualitas dan produktivitas paling baik adalah 6 pasang daun dari pucuk. Hasil panen daun kumis kucing dalam bentuk kering dapat mencapai 4 – 6 ton/ha/tahun. Tanaman kumis kucing dapat dipanen hingga tanaman berumur 2 tahun dan setelah itu harus dilakukan peremajaan.
Daun yang telah dipetik harus segera dikeringkan, bila tidak dilakukan pengeringan maka akan terjadi fermentasi yang menyebabkan penurunan kualitas daun. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara menghamparkan daun kumis kucing di tempat teduh atau di ruangan yang sirkulasi udaranya baik. Setelah kering, daun kumis kucing dapat dimasukkan dalam kantong plastik yang bersih.
6. Kandungan Kimia
    Kumis kucing mengandung orthosiphonen glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonen, garam kalium, myoinositol, sinensetin, asamasam organik dan tannin.

D. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

    Kumis kucing memiliki efek farmakologi antiradang, infeksi kandung kemih, batu saluran kemih dan empedu, asam urat, kencing batu, keputihan, peluruh kencing (diuretik).





E. Khasiat dan Cara Pemakaian

1. Batu ginjal, batu kandung kemih dan batu empedu
Bahan : Kumis kucing kering 7 g, keji beling kering 15 g, tempuyung kering 10 g, meniran kering 7 g, tapak liman kering 10 g, jintan hitam 2 sendok makan.
Pemakaian :
Semua bahan direbus menjadi satu dengan 7 gelas air hingga tersisa 4 gelas, kemudian disaring dan diminum dalam keadaan hangat. Ramuan diminum 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari (Mahendra, 2005).
2. Kencing manis
Bahan : Daun kumis kucing segar 7 lembar, daun sambiloto segar 7 lembar, batang brotowali ¾ jari
Pemakaian :
Daun kumis kucing, daun sambiloto dan batang brotowali dicuci bersih, lalu dipotong-potong seperlunya. Semua bahan direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Selanjutnya, didinginkan dan disaring. Ramuan ini diminum pagi dan sore hari, masing-masing 1 gelas, 30 menit sebelum makan (Dalimartha, 2005).
3. Keputihan
Bahan : Daun kumis kucing kering 7 g, daun sirih 7 lembar, beluntas kering 7 g, adas 1 sendok makan, tapak liman kering10 g
Pemakaian :
Bahan direbus secara bersamaan dengan menggunaka 7 gelas air hingga tersisa 4 gelas, kemudian disaring dan diminum dalam keadaan hangat. Ramuan diminum 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari (Mahendra, 2005).
4. Asam urat
Bahan : Kumis kucing kering 7 g, brotowali kering 7 g, sambiloto kering 5 g, sidaguri kering 15 g, tapak liman kering 10 g, kunyit 10 g
Pemakaian :
Semua bahan direbus menjadi satu dengan 7 gelas air hingga tersisa 3 gelas, kemudian disaring dan diminum dalam keadaan hangat. Ramuan diminum 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari (Mahendra, 2005).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar